Maaf

Tidak usah bilang maaf.
Maaf yang terlalu sering diucapkan, tanpa memahami maknanya, hanya akan menjadi basa-basi yang mubazir.
tapi izinkanlah kali ini aku untuk minta maaf padamu Iran atas perlakuan sebagian elit dan bekunya hati nurani kami
maafkan Kami Iran.....jauh di hati sebagian bangsa kami tetap melantunkan doa untukmu dan untuk kebersamaan kita
APRIL MOP

Sudah sering saya baca topik ini, nggak ada salahnya menjelang April kumasukkan dalam blogKu
***************************************************************************************
Pada tanggal 1 April orang-orang diperbolehkan menipu dan berbohong kepada orang lain April Mop merupakan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara Salib lewat cara-cara penipuan Sebab itulah, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekedar hiburan atau keisengan belaka.
Biasanya orang akan menjawab bahwa April Mop, yang hanya berlaku pada tanggal 1 April, adalah hari di mana kita boleh dan sah-sah saja menipu teman, orang tua, saudara, atau sejenisnya, dan sang target tidak boleh marah atau emosi ketika sadar bahwa dirinya telah menjadi sasaran April Mop. Biasanya sang target, jika sudah sadar kena April Mop, maka dirinya juga akan tertawa atau minimal mengumpat sebal, tentu saja bukan marah sungguhan. Walaupun belum sepopuler perayaan tahun baru atau Valentine's Day, budaya April Mop dalam dua dekade terakhir memperlihatkan kecenderungan yang makin akrab di masyarakat perkotaan kita. Bukan mustahil pula, ke depan juga akan meluas ke masyarakat yang tinggal di pedesaan. Ironisnya, masyarakat dengan mudah meniru kebudayaan Barat ini tanpa mengkritisinya terlebih dahulu, apakah budaya itu baik atau tidak, bermanfaat atau sebaliknya. Tahukah anda, bahwa perayaan April Mop yang selalu diakhiri dengan kegembiraan dan kepuasan itu, sesungguhnya berawal dari suatu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan ??? April Mop, atau The April's Fool Day, berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487, atau bertepatan dengan 892 H. Sejak dibebaskan Islam pada abad ke- 8M oleh Panglima Thariq bin Ziyad,Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitar menuju Perancis. Perancis Selatan dengan mudah dibebaskan. Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh. Walaupun sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Got dan Navaro di daerah sebelah Barat yang berupa pegunungan.Islam telah menerangi Spanyol. Karena sikap para penguasa Islam yang begitu baik dan rendah hati, banyak orang-orang Spanyol yang kemu dian dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan saja beragama Islam, namun sungguh-sungguh mempraktikkan kehidupan secara Islami. Tidak saja membaca Al-Qur'an, namun bertingkah laku berdasarkan Al-Qur'an. Mereka selalu berkata tidak untuk musik, bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya. Selama itu pula kaum kafir yang masih ada di sekeliling Spanyol tanpa kenal lelah terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, namun selalu gagal. Maka dikirimlah sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat Islam Spanyol. Akhirnya mereka menemukan cara untuk menaklukkan Islam, yakni dengan pertama-tama melemahkan iman mereka melalui jalan serangan pemikiran dan budaya. Maka mulailah secara diam-diam mereka mengirimkan alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari daripada membaca Al Qur'an. Mereka juga mengirimkan sejumlah ulama palsu untuk meniup-niupkan perpecahan ke dalam tubuh umat Islam Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil. Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai Pasukan Salib . Penyerangan oleh pasukan Salib benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang dibantai, tetapi juga penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua. Satu-persatu daerah di Spanyol jatuh. Granada adalah daerah terakhir yang ditaklukkan . Penduduk-penduduk Islam di Spanyol (juga disebut orang Moor) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara Salib terus mengejar mereka. Ketika jalan-jalan sudah sepi, tinggal menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah, tentara Salib mengetahui bahwa banyak muslim Granadayang masih bersembunyi di rumah-rumah. Dengan lantang tentara Salib itu meneriakkan pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dan diperbolehkan berlayar keluar Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka. Orang-orang Islam masih curiga dengan tawaran ini. Namun beberapa dari orang Muslim diperbolehkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan. Setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah disediakan, mereka pun segera bersiap untuk meninggalkan Granadadan berlayar meninggalkan Spanyol. Keesokan harinya, ribuan penduduk muslim Granadakeluar dari rumah-rumah mereka dengan membawa seluruh barang-barang keperluan, beriringan berjalan menuju pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai pasukan Salib, memilih bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumah mereka. Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, dengan cepat tentara Salib menggeledah rumah-rumah yang telah ditinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa ketika mereka membakari rumah-rumah tersebut bersama dengan orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya. Sedang ribuan umat Islam yang tertahan di pelabuhan, hanya bisa terpana ketika tentara Salib juga membakari kapal-kapal yang dikatakan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga kebanyakan terdiri dari para perempuan dengan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Sedang para tentara Salib telah mengepung mereka dengan pedang terhunus. Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, ribuan tentara Salib segara membantai umat Islam Spanyol tanpa rasa belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman. Tragedi ini bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemu dian diperingati oleh dunia Kristen setiap tanggal 1 April sebagai April Mop (The April's Fool Day). Pada tanggal 1 April, orang-orang diperbolehkan menipu dan berbohong kepada orang lain. Bagi umat Kristiani, April Mop merupakan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara Salib lewat cara-cara penipuan. Sebab itulah, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekedar hiburan atau keisengan belaka . Bagi umat Islam, April Mop tentu merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. Hari di mana ribuan saudara-saudaranya seiman disembelih dan dibantai oleh tentara Salib di Granada, Spanyol. Sebab itu, adalah sangat tidak pantas juga ada orang Islam yang ikut-ikutan merayakan tradisi ini. Siapapun orang Islam yang turut merayakan April Mop, maka ia sesungguhnya tengah merayakan ulang tahun pembunuhan massal ribuan saudara-saudaranya di Granada, Spanyol, 5 abad silam. Wahai saudara-saudariku sesama Muslim, sampai hatikah Anda semua merayakan April Mop sekarang ini, setelah mengetahui apa yang sebenarnya melatarbelakangi perayaan yang diadakan dunia Barat setiap tanggal 1 April itu ??? Semoga membuka mata hati kita & Allah SWT akan menjadi saksi bagi kita semua. Amin.
First Contact

Polisi Menembak Polisi
itu salah satu judul tema Komentar salah sebuah terbitan (Media Indonesia Minggu 18 Maret 2007)
Ya kasus ditembaknya atasan oleh anak buahnya sendiri yang dipicu SK Mutasi bagaimanapun juga sangat mengguncang kalangan kepolisian, bagaikan tercoreng muka sendiri. Akan tetapi sebenarnya disadari atau tidak soal coreng moreng ini sudah menjadi rahasia umum. Bahwa lembaga kepolisian sudah "terbiasa dicoreng " memang itu faktanya, dan kasihan sekali lembaga ini karena tidak bisa menuntut pihak yang mencorengnya seperti halnya yang biasa dilakukan kaum selebritis karena ternyata yang mencorengnya ini adalah anggota kepolisian itu sendiri.
Saya tidak mau bicara berapa prosen yang telah mencoreng dan berapa prosen yang selalu rajin mengelapnya lagi supaya tetap bersih. Yang jelas saya yakin dan selalu berharap masih ada golongan "Mr Clean" di kepolisian. Akan tetapi fenomena 'Bad Cop' yang sering kali menjadi tema film hollywood juga disadari masih cukup dominan. Ini menunjukan sangat rawannya posisi dan kondisi lembaga kepolisian dimanapun adanya, jadi kita tidak berbicara kondisi di negara ini saja.
Tapi ada baiknya kita lihat fakta hasil survei Universitas Gajah Mada yang bekerja sama dengan Bank Dunia.(tahun 2004)
Fakta kesatu : Survei membuktikan dari 1920 responden di 32 kabupaten/kota 36% responden menilai mereka terpaksa membayar suap untuk pelayanan umum yang mendasar seperti pembuatan SKCK (surat Keterangan Catatan Kepolisian) atau yang dulu disebut SKKB.
Fakta kedua Dalam pembuatan SIM, the Governance and Decentralization Indonesia (GDSI) menemukan bahwa dari biaya resmi rata-rata Rp 81.641,- ternyata masayarakat harus mengeluarkan rata-rata Rp 176 ribu malah kadang-kadang melambung sampai Rp 300 ribu.
Fakta Ketiga Survei GDS Indonesia tahun 2005 menunjukan 49% responden menilai tidak ada pelayanan kepolisian yang meningkat, padahal disetiap kantor polisi ada tulisan :
Kami Siap Melayani Anda.
Mungkin karena itulah maka masyarakat umum dan khususnya saya selalu menghindar berurusan dengan lembaga ini. Bahkan kondisi ini sadar-ataupun tidak selalu berusaha ditanamkan para ibu dengan menakut-nakuti anaknya yang lagi menangis dengan perkataan " Jangan nangis terus, awas nanti ada Polisi".
Dan kontak pertama pun terpaksa datang juga....., pada suatu malam lebih tepatnya dini hari dalam perjalanan dari Bandung, ketika sampai di belokan sebelum Tanjakan Nagreg, mobilpun dihentikan beberapa anggota polisi yang sedang razia. Tidak masalah kesalahan yang dituduhkan karena memang safety belt penumpang ada yang tidak dipasang. Yang jadi masalah saat itu ada dua pengemudi yang sama-sama dipanggil masuk ke Kantor Polisi. Dari perbincangan yang terdengar (karena ruangan hanya terpisah kaca dan pintu juga terbuka, sopir yang pertama bersalah karena menyalip di tikungan (yang ada rel keretanya) sehingga membahayakan pengemudi lain dan sopir kedua kedapatan truknya disopiri keneknya yang notabene tidak punya SIM sedangkan dia asyik tertidur. Untuk kasus kedua ini pasti semua orang menyetujuinya sebagai pelanggaran berat tapi anehnya mereka hanya terdengar diperingatkan kemudian setelah ngobrol basa-basi tidak sampai dua menit kemudian keduanya bebas keluar dan melanjutkan perjalanan.
Sedangkan aku untuk penulisan surat tilang aja tidak kurang dari 10 menit sendiri baru selesai, ada apakah ini.....Aku tidak mau berburuk sangka, pertanyaan-pertanyaan di awal sebelum penulisan surat tilang itu adalah suatau "kesempatan" untuk menyelesaikan masalah secara "kekeluargaan" atau bukan, faktanya dari sisi waktu untuk penulisan surat tilang bagi kedua sopir truk tadi sebagaimana cepatnyapun tidak akan mampu dilakukan dalam waktu dua menit apalagi sambil asyik berbicara dengan keduanya.
Yang jelas mudah-mudahan ini adalah urusan yang pertama dan terakhir dengan lembaga kepolisian mengenai masalah pelanggaran. Untuk selanjutnya cukup masalah pengurusan SIM/STNK sajalah aku berinteraksi dengan bapak-bapak, biar tidak ada perasaan aneh yang tiba-tiba datang. Ah sudahlah kata orang Diam bisa berarti emas, tapi bisa juga berarti gemas.
Berikan Aku 5 Milyar (IDR), Akan Kuturunkan Harga Beras

Low Cost Carrier itu strategi bisnis yang dikembangkan Tony Fernandes untuk Air Asia
Dalam 5 tahun sudah berhasil menjembatani transportasi udara antara Malaysia, Thailand, Indonesia, Singapore, Cambodia, Vietnam, dan Philipines. Diluar konteks seringnya terjadi kecelakaan udara yang sekarang menjadi trend maskapai udara kita secara bergilir layaknya sedang bermain arisan, starategi low cost carrier yang juga diimplementasikan perusahaan kita inilah yang banyak dituding menjadi penyebabnya (meskipun kasus Garuda nampaknya sedikit banyak berhasil menghapus tuduhan ini), yang jelas strategi ini merupakan terobosan yang sangat cerdas untuk menembus kebuntuan pricing yang telah sangat lama sekali menjadi momok yang menjerat dunia penerbangan.
Dengan sedikit modifikasi low cost carrier ini di ubah menjadi low cost call di dunia telekomunikasi dan berhasil juga menurunkan pricing yang tinggi yang selama ini dinikmati Operator GSM. Munculnya Flexi dengan limited mobilitynya dan Fren yang full mobility juga menandakan era baru dunia telekomunikasi Indonesia.
Dan bagaimana kalau strategi Tony Fernandes ini di terapkan untuk komoditi beras yang notabene sudah sekian puluh tahun berusaha diatur pemerintah dengan bulognya untuk menstabilkan dan meredam gejolak di masyarakat luas? Sayang sekali lebih banyak gagalnya dari pada berhasil.
Kalau nonton teve beberapa waktu lalu harga beras bisa tembus 7-8 ribu per kilogram di banyak daerah, belum lagi daerah seperti Irian sulit dibayangkan.
Dan reaksi bulog yang terdengar (soalnya gak ikutan nyaksiin sich) cuma operasi pasar yang kadang malah berpotensi jadi ricuh dan menguntungkan segelintir orang.
Kemarin sore ngobrol sama juragan beras ternyata banyak informasi yang kudapat dan memberikan setitik sinar (entah terang atau remang2, dari hitung2an agak detail waalah……
Ternyata selama ini besar sekali “keuntungan”/”kebocoran” yang diambil dalam proses distribusi dan pengolahan(penyimpanan) setelah lepas dari tangan petani (pasca gabah kering panen). Untuk kasus di subang Harga Gabah Kering Panen (GKP)jenis Ciherang Rp 3.700 dijual dengan harga beras normal (HBN) Rp 5.900 berarti selisih dalam proses distribusi/pengolahan 28,5%. Di Grobogan GKP Rp 2.400 dan HBN Rp 4.950 berarti selisih 38% di Jember GKP Rp 2.500 dan HBN Rp 4.700 berarti selisih 42,2%, sungguh bisnis yang kacau untuk barang sepenting beras dan selama ini pemerintah tidak bisa berbuat banyak, kasian deh para birokrat.
Ada pikiran nyeleneh yang mungkin agak gila, bila ada seseorang memberikanku uang 5,3 M (IDR) maka setelah dihitung dengan konsep “low cost rice” ternyata akan dapat menstabilkan harga beras di wilayah dengan radius 50 kilometer atau setara dengan kestabilan harga beras penduduk sejumlah 100.000 KK dengan koefisien 30%.
Tentu saja dengan bantuan Database, internet, SMSC server kecil2an dan SMS buat update database itu semua sudah cukup buat control, efisiensi dan distribution order bisnis “low cost rice”.
Dengan komponen distribusi transport untuk jarak 100 km (2 kali), Biaya Gudang, biaya angkut/bongkar/muat, sewa outlet di beberapa titik pasar tradisional, gaji karyawan maka ternyata biaya perkilogram hanya mencapai Rp 518 tentu saja biaya sebesar ini dengan perhitungan gabah kering panen yang diolah seharga +/- Rp 5,3 M .
Dan dengan factor penyusutan 5% serta laba tidak terlalu besar cukup 5% maka untuk daerah Subang pada contoh diatas dapat dijual beras (HBN) Rp 4.650, Grobogan Rp. 3.400, dan Jember Rp3.000 untuk varietas Ciherang. Ini jelas bukan sekeradar operasi pasar yang hanya tentative sifatnya tapi berlangsung sepanjang hari dan sepanjang tahun.
Bagaimana……???
Burung dan Telur

Zaman dahulu ada seekor burung yang tidak mempunyai tenaga untuk terbang. Seperti ayam, ia berjalan-jalan saja ditanah, meskipun ia tahu bahwa ada burung yang bisa terbang. Karena berbagai keadaan, ada telur seekor burung yang bisa dierami oleh burung yang tak bisa terbang itu. Setelah sampai waktunya, telur itu pun menetas. Burung kecil itu masih memiliki kemampuan untuk terbang yangdiwarisi dari ibunya, yang tersimpan dalam dirinya sejak ia masih berada dalam telur.
Ia pun berkata kepada orang tua angkatnya, "Kapan aku akanterbang?" Dan burung yang hanya bisa berjalan di tanah itu menjawab, "Cobalah terus menerus belajar terbang, seperti yang lain."Burung tua itupun tidak tahu bagaimana mengajarkan cara terbang kepada anak angkatnya: ia bahkan tidak tahu bagaimana menjatuhkannya dari sarang agar bisa belajarterbang.
Dan aneh bahwa burung kecil itu tidak mengetahui hal tersebut. Pemahamannya terhadap keadaan terkacau oleh kenyataan bahwa ia merasa berterima kasih kepada burung yangtelah mengeraminya."Tanpa jasa itu," katanya kepada diri sendiri, "tentu akumasih berada dalam telur.
"Dan ia juga kadang-kadang berkata kepada dirinya sendiri,"Siapa pun bisa mengeramiku, tentu bisa juga mengajarku terbang. Tentunya hanya soal waktu saja, atau karena usahaku yang tanpa bantuan, atau karena suatu kebijaksanaan agung:ya, ini jawabnya.
Tiba-tiba suatu hari aku akan terbawa ketahap berikutnya oleh-nya yang telah membawaku sejauh ini.
************************************************************************************
"Konyollah apabila kita beranggapan bahwa suatu hal mengikuti sesuatu yang lain; anggapan itu juga menghalangi kemajuan selanjutnya," dan "Bahwa sesuatu bisa melakukan fungsi tertentu tidaklah berarti bahwa juga ia bisamelakukan fungsi yang lain."
Jika Ibu Negara Bertindak

Sudah merupakan kepastian suatu negara punya pimpinan baik raja, presiden atau apapun itu.
dan yang hampir selalu pasti adalah selalu ada ibu negara di sampingnya satu, dua atau bahkan tak terhitung (bila selir atau yang tak terdeteksi dimasukan).
Dan yang selalu hampir pasti juga adalah tidak bisanya para ibu negara ini memanfaatkn posisinya yang kadang peluangnya hanya dapat diraih sekali dalam seumur hidup dan tidak oleh semua orang.
Dalam kondisi negara yang penuh kecurigaan saat ini, setiap langkah presiden baik berkontribusi positif apalagi berdampak negatif selalu jadi sorotan, salah-salah bahkan nanti di bilang sedang melakukan program tebar pesona. Disinilah fungsi ibu negara dapat menyodok kedepan melebihi fungsi dan manfaat seorang kepala negara bahkan berpotensi untuk menjadi legenda baru di negeri ini yang mungkin akan menyamai legenda sang Brawijaya dalam artian positif atau bahkan Sangkuriang dalam artian negatif bila tidak menggunakan fungsi dan posisinya dengan baik.
Satu kasus mudah mengenai usaha mencerdaskan bangsa, pendidikan dan mahalnya harga buku. Ibu negara bisa masuk dalam masalah ini dengan elegant melalui terobosan buku murah. Mungkin mirip operasi pasarnya Bulog. Dana yang bisa terkumpul (sebaiknya diluar dana yang sudah dialokasikan di Depdikbud yang mungkin juga sudah dialokasikan oleh banyak gelintir untuk disunat) yang saya yakin akan cukup untuk menerbitkan lebih dari sepuluh sampai duapuluh judul buku. Adapun jenis buku yang diterbitkan cukup buku yang bisa merangsang anak-anak menjadi lebih gemar baca dari pada nonton teve, jadi kesimpulannya buku fiksi. Masih ingat dulu setengah dipaksa ibu supaya baca buku serial Sapta Siaga selanjutnya malah jadi doyan baca lima sekawan, trio detektif dan hardy boys sebelum ke oliver twist, huckle beryfinn, monte cristo dan old shaterhand, lingkungan rumah yang berada di lingkungan terminal yang berpotensi mencetak generasi mudanya menjadi preman tidak berpengaruh terhadapku (kecuali sifat yang agak urakan, tentu).
Perkara kertas jangan khawatir kualitas kertas koran atau stensilanpun cukup untuk tahap awal. Banyak pengarang kita yang bersedia karyanya diterbitkan untuk tujuan mulia (coba aja bikinin lomba mengarang berhadiah ... juta) apalagi kalau penyebarannya merata dan dihargai dengan bandrol harga ceremonial yang hanya akan membuat transaksi jual beli sahih secara agama misal Rp 1.000,00 tak lebih tak kurang.
Mengenai distribusinya manfaatkan Pameran buku (boleh juga hal ini diwajibkan ke para raja-raja kecil tingkat Kabupaten atau bahkan manfaatkan Kantor Pos atau Bulog he...he... )
Langkah berikutnya sebagai ibu negara sangat mudah untuk menarik simpati dan mengundang bantuan dari negara luar atau pengusaha kaya untuk pembiayaan penerbitan tahap kedua buku murah yang mungkin akan mengambil tema selanjutnya pendidikan interaktif anak ataupun pengenalan teknologi informatika misalnya.
Jangan khawatir akan mendapatkan serangan atau disalah gunakan pemberi bantuan. Posisi sebagai ibu negara yang "lemah dan pasti lembut" dapat digunakan untuk mengelak secara halus ataupun lugas terhadap muatan-muatan politis yang akan memberatkan langkah sang Presiden.
Bahkan untuk kasus riill yang baru-baru ini menjadi bahan pembicaran yang panas yaitu polemik antara menkominfo dan menristek mengenai adu kuat open source vs merk dagang paman sam. Ada kesempatan ibu negara masuk dengan program lanjutan yaitu tutorial/pelatihan online mengenai berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman komputer yang akan meningkatkan kemampuan SDM kita serta memperkuat posisi bangsa ini di arena pertempuran teknologi. (Siapa tahu dalam lima tahun kedepan kita bisa di jejerkan dengan India).
Suatu saat kita akan melihat Toko-toko kelontong di pasar-pasar tradisional yang tidak tergabung dalam grup mart INI dan mart ITU akan memiliki aplikasi database yang nota bene akan membuat bisnis mereka lebih teratur dan terkontrol dengan aplikasi yang dapat mereka buat sendiri sebagai hasil dari suksesnya pembelajaran lewat tutorial baik yang online/offline.
Untuk yang ini ibu negara tidak usah repot memikirkan biaya buku atau distribusinya. Cukup sediakan materinya dan tentu saja membayar orang yang bikin materi tutorial, siapkan web yang bisa diakses seluruh bangsa ini (negara tetangga juga boleh asal ngerti bahasa Indonesia/melayu) dan ...download deh secara gratis tutorial seperti linux, basic, dhelphi, oracle, mysql sampai design web seperti PHP etc.... (sorry gak tahu banyak sih) dari tingkat pemula sampai tingkat sangat mahir gak ada yang ditutupi semuanya terbuka.... ka.... ka.... ka.
Atau cara kedua kalau dirasakan koneksi internet masih mahal, yaitu dengan memanfaatkan hobi bangsa ini yang suka membajak lemparkan saja materi tutorial ke pembajak niscaya tutorial ini akan tersebar luas dalam waktu singkat tanpa dipusingkan sistem pendistrubusiannya dan masyarakat cukup mengeluarkan uang 5000 perak perkeping CD sudah bisa mendapatkan guru untuk training step by step materi yang diinginkannya sampai mahir.
Setelah ini terjadi tinggal memfungsikan depkominfo sebagai penjaga home industri software kita supaya bisa mendapatkan kredit dan laku dijual keluar untuk mendapatkan devisa. Suatu devisa yang lebih bermartabat dan membanggakan nilainya dibandingkan devisa dari TKW yang sering dihinakan di negara antah berantah itu.
Dan dua tahun kemudian disaat Sang presiden lengser nama Ibu negara akan tetap dikenang sebagai pencetus buku murah, pengembang teknologi atau bahkan menggeser sang smiling general sebagai "ibu pembangunan", siapa yang dapat meramal?.
Bahkan boleh juga selanjutnya nanti mencalonkan diri buat jadi presiden periode berikutnya, siapa tahu.
Akan tetapi yang jelas pintu surga sudah menanti dengan aliran amalan yang terus mengalir tiada henti dari 250 juta lebih bangsa ini dan para keturunnannya nanti.
Dan akhirnya......
Kita punya "Ibu kita Kartini"
Kita punya "Ibu kita Dewi Sartika"
Dan kita punya juga " ibu kita ’Ibu negara’"
hayat-hidup-hurip
Kalau kau tarik gendewa,
sampai sepenuh-penuh lengkungnya,
engkau menyesal mengapa tak kau hentikan pada waktunya.
Kalau kau asah pedang seruncing-runcingnya,
engkau menyesal, ujung pedang itu takkan bertahan lama.
Kalau emas permata memenuhi rumahmu,
kau akan repot dan bingung menjaga semuanya.
Menyombongkan harta dan mengagulkan kedudukan, berarti menyebar benih keruntuhan.
Untuk apa hidup bila hanya untuk itu
Saat tiba di perhentian akhir
Dapatkah kuraih cahaya diujung hayat
Dan engkau juga
Sunyi-Sepi-Sesal
Kutanya padamu, ada
Tapi jawabmu tiada
Dan diujung terjauh
Dari segala
Sudah tiada
perjalanan sunyi, waktu terisi, sepi
Malam berucap, belukar bergerak, hampa
Aku tersesat, asa terbebat
berbaliklah
Cari jalan pulang
Tapi kemana, sementara arah tak terarah
Istana diatap langit
Juga rumah diatas bukit
Gubuk kayu didanau senyap
telah lenyap