Thursday, August 02, 2007

REKSADANA

Kembali ke sektor non riil, dari siang sampai sore ini gedung tempatku kerja masih dalam situasi meributkan IHSG yang lagi terjun bebas menuruni tebing yang curam karena rem nya blong. Gak peduli di lobby maupun mesjid, sekilas selalu masuk ketelingaku ulasan indeks saham, tak kusangka menurut taksiranku 30%-60% karyawan yang ada di gedung setinggi 20 lantai ini yang terdiri dari perusahaan lokal dan PMA ternyata terlibat dalam aktifitas saham dan turunannya seperti Reksadana, Obligasi dll.

Tapi ada satu hal pembeda diantara mereka: untuk yang berinvestasi di Saham sikap pasrah & sedikit panik nampak dalam tingkah lakunya, akan tetapi untuk yang berinvestasi di reksadana optimisme masih terlihat dalam perbincangannya. Soalnya sepanjang tahun 2005 pernah ada kejadian musibah besar dalam dunia pereksadanaan Indonesia, dimana nilai total reksadana indonesia dari sekitar 100 trilyun terkena virus berupa issue negatif yang membuat panik pemegang reksadana sehingga assetnya menjadi tersisa hanya 27 trilyun rupiah saja.

Akan tetapi dibalik musibah itu ternyata ada keuntungan bagi mereka yang tetap percaya pada ReksaDana karena banyak produknya yang akhirnya bisa memberikan keuntungan lebih dari 60% di tahun 2006, bahkan ada produk yang memberikan keuntungan sampai 90% setahun. Bagi mereka yang sangat berhati-hatipun saat ini sudah banyak juga Reksadana yang berlabel syariah yang tentunya sudah mendapatkan serifikat??!!#@% " HALAL" dari MUI ?!@.

Coba bandingkan dengan sektor riil yang dulu pernah aku geluti, yang paling baik keuntungan hanya berkisar di angka 40%-50% setahun dan itu effortnya wuaaahh capeeek dech....Cuma memang secara batin lebih puas dan membuat badan sehat (kalau nggak stroke...)karena adrenalin yang terus dipacu, dan perasaan bener-bener sudah jadi boss biarpun dikantor hanya berpangkat SM(Suruhan Manager), OSM(Officer Satu Mentok)atau GM (baca Ji Em = Jongos Manager).

Ada diskusi menarik yang terlontar dari salah satu rekan, menurutnya Management Investasi Reksadana punya peran dalam menaikan atau menurunkan saham terutama yang second line. Mereka dengan kapitalisasi yang besar bisa membentuk pasar seolah-olah satu saham kacangan sedang mengalami trend membaik, bagi kita yang jeli melihat saham mana yang sedang digoreng maka keuntungan besar menanti, tapi bagi yang tidak punya naluri mengukur market timing siap-siap kecewa dan disarankan bermain di blue chip saja.
Tapi bagiku saat ini mudah-mudahan reksadana indonesia masih bisa bertahan sehingga paling tidak tabungan hari tuaku biarpun sedikit masih bisa selamat untuk membiayai rencana-rencana ke depan , Amieen.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home

  • superannuation australia