SADAR
Manusia boleh berdaya upaya, namun Tuhanlah yang berkuasa.
Sudah menjadi hak, bahkan menjadi kewajiban manusia untuk berusaha dan berdaya upaya ke arah kemajuan, ke arah perbaikan dan ke arah keadaan sebagaimana yang ia kehendaki dan inginkan.
Namun tak dapat disangkal pula bahwa pada akhirnya, kekuasaan Tuhan yang akan menentukan bagaimana jadinya dengan segala daya upaya itu. Oleh karena itulah maka para bijaksana, para ahli pikir dan ahli filsafat menganjurkan agar dalam setiap gerak, setiap langkah dan daya upaya, seyogianya manusia menyerahkan penentuan terakhir kepada Yang Maha Kuasa.
Apabila hati sudah betul-betul dapat menyerah terhadap segala keputusan Tuhan Yang Maha Kuasa, apabila hati sudah betul-betul sadar penuh keyakinan bahwasanya segala apa ini, baik maupun buruk dalam penilaiannya, terjadi karena kehendak Yang Maha Penentu, maka ia takkan terlalu merasa sengsara apabila yang dikehendaki dan diinginkannya tidak terkabul.
Sudah terlalu banyak sebetulnya contoh-contoh untuk kebenaran di atas tadi terjadi di dunia sepanjang masa. Tak usah kita mencari contoh jauh-jauh, kita kenangkan kembali pengalaman hidup diri kita sendiri. Sudah betapa seringnya terjadi dalam hidup kita hal-hal yang sama sekali berlawanan dengan apa yang kita inginkan?
Berlawanan sama sekali dengan . apa yang kita kehendaki?
Padahal sudah mati-matian kita berusaha untuk men-juruskan hal itu agar terjadi seperti keinginan kita. Tidakkah sudah terlalu sering kita merasa kecewa?
Ini keliru, ini salah! Kita harus dapat menerima segala kejadian sebagai hal yang sudah semestinya begitu, betapapun pahit bagi kita.
Sedapat mungkin, kita harus menerima pahit getir sebagai gemblengan batin, dan mencari-cari dalam diri sendiri kesalahan apakah yang kita lakukan tanpa kita sadari sehingga hal yang tidak kita kehendaki itu terjadi. Karena, segala akibat itu pasti bersebab dan sebab-sebab ini kalau tidak terlihat di luar, harus kita cari mendalam, mencari tak usah jauh-jauh, tapi dalam diri kita sendiri.
Apabila kita benar-benar sudah menyerahkan diri sebulatnya kepada kekuasaan Yang Maha Esa, sudah dapat dipastikan bahwa kita akan mampu mencari kesalahan sendiri itu, kesalahan yang dilakukan tanpa kita sendiri menyadari bahwa kita telah bertindak salah.
Sudah menjadi hak, bahkan menjadi kewajiban manusia untuk berusaha dan berdaya upaya ke arah kemajuan, ke arah perbaikan dan ke arah keadaan sebagaimana yang ia kehendaki dan inginkan.
Namun tak dapat disangkal pula bahwa pada akhirnya, kekuasaan Tuhan yang akan menentukan bagaimana jadinya dengan segala daya upaya itu. Oleh karena itulah maka para bijaksana, para ahli pikir dan ahli filsafat menganjurkan agar dalam setiap gerak, setiap langkah dan daya upaya, seyogianya manusia menyerahkan penentuan terakhir kepada Yang Maha Kuasa.
Apabila hati sudah betul-betul dapat menyerah terhadap segala keputusan Tuhan Yang Maha Kuasa, apabila hati sudah betul-betul sadar penuh keyakinan bahwasanya segala apa ini, baik maupun buruk dalam penilaiannya, terjadi karena kehendak Yang Maha Penentu, maka ia takkan terlalu merasa sengsara apabila yang dikehendaki dan diinginkannya tidak terkabul.
Sudah terlalu banyak sebetulnya contoh-contoh untuk kebenaran di atas tadi terjadi di dunia sepanjang masa. Tak usah kita mencari contoh jauh-jauh, kita kenangkan kembali pengalaman hidup diri kita sendiri. Sudah betapa seringnya terjadi dalam hidup kita hal-hal yang sama sekali berlawanan dengan apa yang kita inginkan?
Berlawanan sama sekali dengan . apa yang kita kehendaki?
Padahal sudah mati-matian kita berusaha untuk men-juruskan hal itu agar terjadi seperti keinginan kita. Tidakkah sudah terlalu sering kita merasa kecewa?
Ini keliru, ini salah! Kita harus dapat menerima segala kejadian sebagai hal yang sudah semestinya begitu, betapapun pahit bagi kita.
Sedapat mungkin, kita harus menerima pahit getir sebagai gemblengan batin, dan mencari-cari dalam diri sendiri kesalahan apakah yang kita lakukan tanpa kita sadari sehingga hal yang tidak kita kehendaki itu terjadi. Karena, segala akibat itu pasti bersebab dan sebab-sebab ini kalau tidak terlihat di luar, harus kita cari mendalam, mencari tak usah jauh-jauh, tapi dalam diri kita sendiri.
Apabila kita benar-benar sudah menyerahkan diri sebulatnya kepada kekuasaan Yang Maha Esa, sudah dapat dipastikan bahwa kita akan mampu mencari kesalahan sendiri itu, kesalahan yang dilakukan tanpa kita sendiri menyadari bahwa kita telah bertindak salah.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home