Monday, August 20, 2007

DISLEKSIA

Kata disleksia diambil dari bahasa Yunani, dys yang berarti "sulit dalam ..." dan lex (berasal dari legein, yang artinya berbicara). Jadi, menderita disleksia berarti menderita kesulitan yang berhubungan dengan kata atau simbol-simbol tulis.

Disleksia bukan aleksia. Yang disebut belakangan ini merupakan gangguan kemampuan membaca atau mengenali huruf serta simbol huruf akibat kerusakan, infeksi, atau kecelakaan yang mengenai otak atau selaput otak sehingga otak kiri korteks oksipital (bagian belakang) terganggu. Padahal bagian otak ini berfungsi mengenali semua persepsi lihat. Karena terjadi gangguan sambungan otak kiri dan kanan, pemulihan aleksia menjadi jauh lebih sulit.
Anak keduaku pernah mengalami kesulitan mengenali angka dan huruf sehingga kalau kakaknya sejak Tk A sudah lumayan bisa membaca maka Adiknya ini baru 4 bulan sebelum lulus TK B dengan usaha yang intensif termasuk mengurangi secara drastis jam tayang televisi dirumah (hanya 1 jam sehari) baru memperoleh kemajuan yang berarti sehingga saat masuk SD kemempuan bacanya sudah lumayan lancar.
Anak yang terganggu kemampuan baca atau tulisnya, biasa disebut kelainan disleksia, ternyata tidak berarti terbelakang atau bodoh. Penanganan dini dibarengi ketekunan serta motivasi yang kuat akan mengatasi kelainan itu.
Banyak orang terkenal seperti Sir Winston Churchill (1874 - 1965), mantan perdana menteri Inggris, Sir Isaac Newton (1642 - 1727), ahli fisika yang menemukan gaya tarik Bumi, Albert Einstein (1879-1955), ahli fisika lain yang menemukan beberapa teori penting tentang kosmos, dianggap anak bodoh sewaktu mereka kecil karena kurang berprestasi. Namun, di kemudian hari malah dielu-elukan dunia karena prestasinya.
Menurut Dr W. Roan, sepanjang seseorang hanya mengalami disleksia murni saja, pada umumnya ia hanya mengalami suatu gangguan perkembangan spesifik pada tahap usia tertentu. Pada saat pertumbuhan otak dan sel otaknya sudah sempurna, ia akan dapat mengatasinya. Namun selama mendapat gangguan ia memerlukan pelatihan khusus untuk mengejar ketertinggalannya.
Bentuk klinis disleksia bisa macam-macam. Pertama, sulit menyebutkan nama benda (anomi) amat sederhana sekalipun seperti pensil, sendok, arloji, dll. Padahal penderita mengenal betul benda itu. Gangguan bisa juga dalam kemampuan menuliskan huruf, misalnya b ditulis atau dibaca d, p ditulis atau dibaca q atau sebaliknya.
Bisa juga salah dalam mengeja atau membaca rangkaian huruf tertentu, seperti "left" dibaca atau ditulis "felt", "band" dibaca atau ditulis "brand", "itu" ditulis atau dibaca "uti", "gajah" dibaca atau ditulis "jagah".

Yang menarik, disleksia ternyata tidak hanya menyangkut kemampuan baca dan tulis, melainkan bisa juga berupa gangguan dalam mendengarkan atau mengikuti petunjuk, bisa pula dalam kemampuan bahasa ekspresif atau reseptif, kemampuan membaca rentetan angka, kemampuan mengingat, kemampuan dalam mempelajari matematika atau berhitung, kemampuan bernyanyi, memahami irama musik, dll.

Repotnya, gangguan disleksia adakalanya diikuti dengan gangguan penyerta lain seperti mengompol sampai usia empat tahun ke atas, nakal dan suka mengganggu teman serta mengganggu di kelas.
Prof. John Stein dari Universitas Oxford dan Prof. Tony Monaco dari sebuah pusat penelitian tentang gen manusia, telah menemukan tiga gen sama yang berhubungan dengan disleksia dalam sampel darah para penderita. "Penemuan ini membuktikan bahwa disleksia memang karena faktor keturunan atau bawaan," kata Prof Stein.
Jika demikian, mungkin benar anakku mengalami disleksia karena aku sendiri sering salah dalam menginterpretasikan angka terutama yang bentuknya rupiah dengan banyak nol dibelakangnya, sehingga karena itulah Allah memberikan pertolongan menghindarkan aku dari kesulitan itu dengan tidak memberikan kekayaan sebanyak yang diberikan pada Sudono Salim atau Aburizal Bakrie atau bahkan Wapres kita Yusuf Kalla. But tentu saja dalam doaku selalu kupanjatkan agar anak-anakku dapat memperoleh segala hal yang lebih dari pada apa yang dapat diperoleh bapaknya ini amiienn.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home

  • superannuation australia