Contoh Lagi Negeri Ini Dilanda Dekadensi Moral
Yang berikut ini dari acara launching salah satu operator telekomunikasi CDMA yang bilang iklannya pake waktu bicara termurah.
Sungguh apakah ini model promosi karya dari salah satu pentolannya yang jadi suami salah satu artis kita, atau sebagai representasi harga cewek-cewek kita sudah sangat murahan (199 ribu perak saja)kalau benar duhhh kasian sekali bangsa kita, sudah bayar mahal-mahal orang asing buat kerja di negeri ini eh imbalannya moral kita dirusaknya oleh mereka ammmmppuuunnnn.....ammmmpuuuuunnnn
. Lebih lengkapnya ini...
http://s214.photobucket.com/albums/cc290/say_fullfriend/

Jangan Telanjang Depan Kamera

Tadi malam ada satu acara di Metro TV yang cukup menarik untuk disimak, sayang gak mengikutinya dari awal. Kisah yang berisikan pengakuan seorang siswi SMA yang telah berani tampil beda didepan Kamera Ponsel Pacarnya mengantarkan negeri ini pada makin terdegradasinya aspek-aspek moral dan etika Bangsa, jadi tidak hanya korupsi dan kelakuan anggota DPR yang makin pongah dan salah kaprah, generasi mudanya pun terjerumus pada tindakan-tindakan yang penuh kenistaan.
Tidak kurang sudah 500 Judul Video Porno buatan anak bangsa dan diperankan artis amatiran kita sendiri sudah berhasil diproduksi dan laris manis, belum lagi tak terhitung berapa banyak photo-photo porno lokal bertemakan sex yang beredar di Internet. Yang lebih mengkhawatirkan lagi adanya modus komersialisasi video porno ini, melalui imbalan sekitar 250 ribu s.d 500 ribu cewek-cewek SMA ini berani berbuat apa saja didepan Kamera. Hal ini bisa jadi dipicu oleh adanya Situs porno berbayar yang menjamin akan adanya video porno baru setiap hari yang dapat diakses para anggota, sungguh menyenangkan eh ....menyeramkan.
Juga sekarang ini ada iklan bagi para remaja (entah pembalut/kosmetik) yang menyebarkan info bahwa 30% remaja indonesia sudah pernah berhubungan sex pra nikah. Mungkin maksudnya baik dengan menyebarkan informasi ini akan tetapi dampaknya para remaja merasa berkurang rasa bersalah serta ketakutannya apabila melakukan kenistaan ini karena pikirnya "Aku tidak sendiri melakukan hubungan sex pra nikah, orang lainpun sudah lumrah melakukannya", sungguh iklan yang menyesatkan dan wajib dicurigai niat dibaliknya.
Salah satu contoh yang paling baik adalah gerakan yang di ceritakan dalam acara TV diatas, dengan memberikan penjelasan untung ruginya bila gambar seronok kita beredar di Internet mereka lalu di ajak untuk meng-ikrarkan " Tidak akan berani-berani berpose bugil di depan Kamera baik Ponsel sampai Handycam" dari mulai pasangan Suami Istri ataupun yang sedang Pacaran bahkan antar teman, sehingga diharapkan apabila mereka suatu waktu dihadapkan pada situasi dan pilihan seperti ini...Ikrar yang telah diucapkan dengan kesadaran akan untung ruginya dapat menghindarkan diri dari perbuatan bodoh dan nista ini. Tentu saja dari semua itu tidak ada yang lebih baik selain pendidikan yang lebih mendalam akan norma-norma Agama.
Nah Kalau photo diatas katanya merupakan seorang Artis muda, cantik dan berbakat tapi telah menyia-nyiakan kehormatannya dengan berpose seperti photo ini dengan artis dari negeri jiran, asli atau palsu???!!!, wallahualam bisawab
Murdoch & cerita di balik kisruhnya siaran EPL
Pilihmana lihat Liga Inggris (langganan Astro-Malaysia) atau Idealisme sebagai bangsa ????
*******Murdoch & cerita di balik kisruhnya siaran EPL**********
No EPL in my living room. Begitu berangnya Bram terhadap sesuatu yang diyakininya adalah buah dari persaingan bisnis itu sampai-sampai di blog-nya dia menyebut serapah d**n.
Yang lainnya, ada surat pembaca yang menyebut: Dengan Rp200.000 saya sudah mendapatkan keamanan dan kenyamanan hiburan televisi yang saya harapkan, terlebih dengan ditayangkannya EPL di Astro.
Yup, banyak suara dengan banyak nada pula soal si kulit bundar yang dimainkan dengan manuver-manuver cantik oleh para pria yang masuk dalam liga utama Inggris a.l. Liverpool, Arsenal, Chelsea, dan Manchester City itu.
Dalam sebuah wawancara televisi, Ketua PSSI Nurdin Halid menyebut tontonan itu mampu menyedot perhatian dari sedikitnya 40 juta pasang mata.Adalah Amelia Hezkasari Day, mantan anggota Komisi Penyiaran Indonesia, yang selama dua pekan terakhir bersama timnya a.l. konsultan bisnis Media Mary Osmond, mengulik, cari tahu soal itu.
Dua pekan terakhir mereka berkutat dan kemarin mereka sampai pada satu kesimpulan: Rupert Murdoch ada di balik hilangnya EPL di layar kaca stasiun televisi free-to-air.Dia bilang sesuai laporan penelitian itu, semua hal yang akhirnya berujung pada sesuatu yang disebutnya konspirasi kapitalisme media global di Indonesia itu, dimulai alurnya melalui dua buah peristiwa.
Pertama, saat ada keputusan ESPN Star Sports (ESS) mewajibkan semua televisi berbayar di Indonesia, jika tetap mau mengambil program mereka, harus melalui Direct Vision yang ada di Indonesia (Astro Nusantara) yang juga dimiliki oleh Astro Malaysia.Kasus ini lantas diselesaikan oleh Menkominfo saat itu Sofyan A. Djalil, dengan ancaman akan melarang program ESS masuk ke Indonesia, jika tetap dengan keputusannya dan akhirnya ESS menarik keputusannya itu.
Kedua, saat ESS melakukan tender untuk EPL di kawasan Asia akhirnya ditunjuk untuk kawasan regional Malaysia, Indonesia, dan Brunei Darussalam 'dimenangkan' oleh Astro All Asia Network yang berkedudukan di Malaysia dan memasukkannya ke Indonesia secara langsung ke Direct Vision.Maka, bila dilihat pada alur itu, kekisruhan terjadi oleh tiga pelaku, yaitu ESS, Astro All Asia Network, dan Direct Vision yang dimiliki Astro Malaysia.Dari situ, penelitian itu lantas menarik garis pada siapa pemenang tender EPL di dunia, yaitu BskyB dan Setanta, serta siapa pemiliknya di belakang.
Amelia menuturkan penelitian itu mengungkapkan pertandingan antarklub yang tergabung dalam EPL punya angka hak siar itu yang tak tinggal diam. Naik terus.
Pada 1992, transaksi hak siar EPL dari luar Inggris dan negara-negara Commonwealth (foreign rights) hanya sekitar œ305 juta. Pada 1996, hak siar dunia mencapai œ670 juta. Dan, target musim tanding 2007-2008 telah dipatok?? œ1,3 miliar!Sejak 1992, hak siar EPL itu diberikan secara eksklusif kepada lembaga penyiaran berlangganan yang berkedudukan di Inggris BSkyB untuk penayangan seluruh Inggris Raya.BskyB sendiri adalah perusahaan yang dimiliki oleh News Corporation (NewsCorp) dengan Rupert Murdoch sebagai penjaga gawangnya.
Lantas, BskyB dan NewsCorp bersama Disney memiliki ESS yang main di penyediaan konten olah raga di kawasan Asia. Itu soal Rupert Murdoch.Lalu apa hubungannya dengan Astro? Soal yang satu ini penelitian Amelia menyebutkan sebuah nama: David Butorac. Butorac pernah bekerja selama 14 tahun di BskyB, di situ dia menjabat sebagai Head of Operations dan Station Manager.Butorac lantas pindah bekerja empat tahun di Astro All Asia Network dan menjabat menjadi Chief Operating Officer. Dan, pada 14 November 2006 hingga hari ini, dia bergabung dengan Star TV.
"Data dalam penelitian saya dan kawan-kawan itu akhirnya berujung pada konspirasi kapitalis media global di Indonesia yang mulai 'mengubek-ubek' industri televisi di Indonesia. Semua permainan ini ada di tangan Newscorp, Rupert Murdoch," kata Amelia pedas.Pemerintah dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pun diminta tidak terjebak atau ikut dalam konspirasi media global itu. ANTV dan Lativi ditunjuk Amelia sebagai dua televisi swasta nasional yang lekat di benak dan kocek Murdoch.
Persaingan tak sehatSelain Amelia cs, tiga penyelenggara televisi berlangganan di Indonesia juga menunjuk penayangan EPL disinyalir kuat menciptakan persaingan usaha tidak sehat lewat pernyataan tertulis bersama.Pernyataan tertulis bersama itu diteken oleh Wakil Dirut PT MNC Sky Vision Tbk (Indovision) Handhi S. Kentjono, Dirut PT Indonusa Telemedia (Telkom Vision) Rahadi Arsyad, dan Corporate Secretary PT Indosat M2 Vision Andri Aslan.
Mereka mensinyalir terdapat upaya berkesinambungan dari pihak-pihak tertentu untuk menciptakan persaingan usaha tidak sehat, atau setidaknya merusak equal level of playing pada industri jasa penyelenggara TV berlangganan."Cara itu tidak fair dan melanggar hukum persaingan yang sehat. Eksklusivitas dilakukan oleh salah satu penyelenggara TV berbayar di Indonesia dengan ESS sebagai pemegang hak siar EPL di Indonesia," tulis pernyataan bersama itu.
Tak kalah pedas, Abdul Halim Mahfudz, Vice President Corporate Affairs PT Direct Vision berkata," Kami tidak akan menanggapi hal itu. Player di industri ini memang itu-itu saja, karena sempitnya field. Yang pasti, Astro Indonesia adalah carrier program tontonan ESS. Semua kesepakatan dibuat ESS dan Astro Group. Depkominfo memberi akses penyiaran ini pada kami."Dia juga bilang Astro bahkan sedang merancang akses televisi EPL untuk kanal free to air.?
"Lativi sudah menyiarkan Arsenal pekan lalu, bukan?" ujarnya. Hmmmh, soal bola ini tampaknya tak henti menggelinding. Hari ini, Menkominfo dan KPI rencananya bakal bertemu dan berembuk soal hak siar ini. Apa solusi pemerintah dan KPI? (sylviana.pravita@bisnis. co.id)Oleh Sylviana Pravita R.K.N.Wartawan Bisnis Indonesia
Lelaki Sejati
Beberapa tahun lalu kudengar kisah ini :
Seorang perempuan muda bertanya kepada ibunya.
"Ibu, lelaki sejati itu seperti apa?"
Ibunya terkejut. Ia memandang takjub pada anak yang di luar pengamatannya sudah menjadi gadis jelita itu. Terpesona, karena waktu tak mau menunggu. Rasanya baru kemarin anak itu masih ngompol di sampingnya sehingga kasur berbau pesing. Tiba-tiba saja kini ia sudah menjadi perempuan yang punya banyak pertanyaan.
Sepasang matanya yang dulu sering belekan itu, sekarang bagai sorot lampu mobil pada malam gelap. Sinarnya begitu tajam. Sekelilingnya jadi ikut memantulkan cahaya. Namun jalan yang ada di depan hidungnya sendiri, yang sedang ia tempuh, nampak masih berkabut. Hidup memang sebuah rahasia besar yang tak hanya dialami dalam cerita di dalam pengalaman orang lain, karena harus ditempuh sendiri.
"Kenapa kamu menanyakan itu, anakku?"
"Sebab aku ingin tahu".
"Dan sesudah tahu?"
"Aku tak tahu".
Wajah gadis itu menjadi merah. Ibunya paham, karena ia pun pernah muda dan ingin menanyakan hal yang sama kepada ibunya, tetapi tidak berani. Waktu itu perasaan tidak pernah dibicarakan, apalagi yang menyangkut cinta. Kalaupun dicoba, jawaban yang muncul sering menyesatkan. Karena orang tua cenderung menyembunyikan rahasia kehidupan dari anak-anaknya yang dianggapnya belum cukup siap untuk mengalami. Kini segalanya sudah berubah. Anak-anak ingin tahu tak hanya yang harus mereka ketahui, tetapi semuanya. Termasuk yang dulu tabu. Mereka senang pada bahaya.
Setelah menarik napas, ibu itu mengusap kepala putrinya dan berbisik.
"Jangan malu, anakku. Sebuah rahasia tak akan menguraikan dirinya, kalau kau sendiri tak penasaran untuk membukanya. Sebuah rahasia dimulai dengan rasa ingin tahu, meskipun sebenarnya kamu sudah tahu. Hanya karena kamu tidak pernah mengalami sendiri, pengetahuanmu hanya menjadi potret asing yang kamu baca dari buku. Banyak orang tua menyembunyikannya, karena pengetahuan yang tidak perlu akan membuat hidupmu berat dan mungkin sekali patah lalu berbelok sehingga kamu tidak akan pernah sampai ke tujuan. Tapi ibu tidak seperti itu. Ibu percaya zaman memberikan kamu kemampuan lain untuk menghadapi bahaya-bahaya yang juga sudah berbeda. Jadi ibu akan bercerita. Tetapi apa kamu siap menerima kebenaran walaupun itu tidak menyenangkan?"
"Maksud Ibu?"
"Lelaki sejati anakku, mungkin tidak seperti yang kamu bayangkan".
"Kenapa tidak?"
"Sebab di dalam mimpi, kamu sudah dikacaukan oleh bermacam-macam harapan yang meluap dari berbagai kekecewaan terhadap laki-laki yang tak pernah memenuhi harapan perempuan. Di situ yang ada hanya perasaan keki".
"Apakah itu salah?"
"Ibu tidak akan bicara tentang salah atau benar. Ibu hanya ingin kamu memisahkan antara perasaan dan pikiran. Antara harapan dan kenyataan".
"Aku selalu memisahkan itu. Harapan adalah sesuatu yang kita inginkan terjadi yang seringkali bertentangan dengan apa yang kemudian ada di depan mata. Harapan menjadi ilusi, ia hanya bayang-bayang dari hati. Itu aku mengerti sekali. Tetapi apa salahnya bayang-bayang? Karena dengan bayang-bayang itulah kita tahu ada sinar matahari yang menyorot, sehingga berkat kegelapan, kita bisa melihat bagian-bagian yang diterangi cahaya, hal-hal yang nyata yang harus kita terima, meskipun itu bertentangan dengan harapan".
Ibunya tersenyum.
"Jadi kamu masih ingat semua yang ibu katakan?"
"Kenapa tidak?"
"Berarti kamu sudah siap untuk melihat kenyataan?"
"Aku siap. Aku tak sabar lagi untuk mendengar. Tunjukkan padaku bagaimana laki-laki sejati itu".
Ibu memejamkan matanya. Ia seakan-akan mengumpulkan seluruh unsur yang berserakan di mana-mana, untuk membangun sebuah sosok yang jelas dan nyata.
"Laki-laki yang sejati, anakku", katanya kemudian, "adalah….." tetapi ia tak melanjutkan.
"Adalah?"
"Adalah seorang laki-laki yang sejati".
"Ah, Ibu jangan ngeledek begitu, aku serius, aku tak sabar".
"Bagus, Ibu hanya berusaha agar kamu benar-benar mendengar setiap kata yang akan ibu sampaikan. Jadi perhatikan dengan sungguh-sungguh dan jangan memotong, karena laki-laki sejati tak bisa diucapkan hanya dengan satu kalimat. Laki-laki sejati anakku", lanjut ibu sambil memandang ke depan, seakan-akan ia melihat laki-laki sejati itu sedang melangkah di udara menghampiri penjelmaannya dalam kata-kata.
"Laki-laki sejati adalah…"
"Laki-laki yang perkasa?!"
"Salah! Kan barusan Ibu bilang, jangan menyela! Laki-laki disebut laki-laki sejati, bukan hanya karena dia perkasa! Tembok beton juga perkasa, tetapi bukan laki-laki sejati hanya karena dia tidak tembus oleh peluru tidak goyah oleh gempa tidak tembus oleh garukan tsunami, tetapi dia harus lentur dan berjiwa. Tumbuh, berkembang bahkan berubah, seperti juga kamu".
"O ya?"
"Bukan karena ampuh, bukan juga karena tampan laki-laki menjadi sejati. Seorang lelaki tidak menjadi laki-laki sejati hanya karena tubuhnya tahan banting, karena bentuknya indah dan proporsinya ideal. Seorang laki-laki tidak dengan sendirinya menjadi laki-laki sejati karena dia hebat, unggul, selalu menjadi pemenang, berani dan rela berkorban. Seorang laki-laki belum menjadi laki-laki sejati hanya karena dia kaya-raya, baik, bijaksana, pintar bicara, beriman, menarik, rajin sembahyang, ramah, tidak sombong, tidak suka memfitnah, rendah hati, penuh pengertian, berwibawa, jago bercinta, pintar mengalah, penuh dengan toleransi, selalu menghargai orang lain, punya kedudukan, tinggi pangkat atau punya kharisma serta banyak akal. Seorang laki-laki tidak menjadi laki-laki sejati hanya karena dia berjasa, berguna, bermanfaat, jujur, lihai, pintar atau jenius. Seorang laki-laki meskipun dia seorang idola yang kamu kagumi, seorang pemimpin, seorang pahlawan, seorang perintis, pemberontak dan pembaharu, bahkan seorang yang arif-bijaksana, tidak membuat dia otomatis menjadi laki-laki sejati!"
"Kalau begitu apa dong?"
"Seorang laki-laki sejati adalah seorang yang melihat yang pantas dilihat, mendengar yang pantas didengar, merasa yang pantas dirasa, berpikir yang pantas dipikir, membaca yang pantas dibaca, dan berbuat yang pantas dibuat, karena itu dia berpikir yang pantas dipikir, berkelakuan yang pantas dilakukan dan hidup yang sepantasnya dijadikan kehidupan".
Perempuan muda itu tercengang.
"Hanya itu?"
"Seorang laki-laki sejati adalah seorang laki-laki yang satu kata dengan perbuatan!"
"Orang yang konsekuen???"
"Lebih dari itu!"
"Seorang yang bisa dipercaya???"
"Semuanya!"
Perempuan muda itu terpesona.
"Apa yang lebih dari yang satu kata dan perbuatan? Tulus dan semuanya? Ahhhhh!" Perempuan muda itu memejamkan matanya, seakan-akan mencoba membayangkan seluruh sifat itu mengkristal menjadi sosok manusia dan kemudian memeluknya. Ia menikmati lamunannya sampai tak sanggup melanjutkan lagi ngomong. Dari mulutnya terdengar erangan kecil, kagum, memuja dan rindu. Ia mengalami orgasme batin.
"Ahhhhhhh", gumannya terus seperti mendapat tusukan nikmat. "Aku jatuh cinta kepadanya dalam penggambaran yang pertama. Aku ingin berjumpa dengan laki-laki seperti itu. Katakan di mana aku bisa menjumpai laki-laki sejati seperti itu, Ibu?"
Ibu tidak menjawab. Dia hanya memandang anak gadisnya seperti kasihan. Perempuan muda itu jadi bertambah penasaran.
"Di mana aku bisa berkenalan dengan dia?"
"Untuk apa?"
"Karena aku akan berkata terus-terang, bahwa aku mencintainya. Aku tidak akan malu-malu untuk menyatakan, aku ingin dia menjadi pacarku, mempelaiku, menjadi bapak dari anak-anakku, cucu-cucu Ibu. Biar dia menjadi teman hidupku, menjadi tongkatku kalau nanti aku sudah tua. Menjadi orang yang akan memijit kakiku kalau semutan, menjadi orang yang membesarkan hatiku kalau sedang remuk dan ciut. Membangunkan aku pagi-pagi kalau aku malas dan tak mampu lagi bergerak. Aku akan meminangnya untuk menjadi suamiku, ya aku tak akan ragu-ragu untuk merayunya menjadi menantu Ibu, penerus generasi kita, kenapa tidak, aku akan merebutnya, aku akan berjuang untuk memilikinya".
Dada perempuan muda itu turun naik.
Apa salahnya sekarang wanita memilih laki-laki untuk jadi suami, setelah selama berabad-abad kami perempuan hanya menjadi orang yang menunggu giliran dipilih?
Perempuan muda itu membuka matanya. Bola mata itu berkilat-kilat. Ia memegang tangan ibunya.
"Katakan cepat Ibu, di mana aku bisa menjumpai laki-laki itu?"
Bunda menarik nafas panjang. Gadis itu terkejut.
"Kenapa Ibu menghela nafas sepanjang itu?"
"Karena kamu menanyakan sesuatu yang sudah tidak mungkin, sayang".
"Apa? Tidak mungkin?"
"Ya!!".
"Kenapa?"
"Karena laki-laki sejati seperti itu sudah tidak ada lagi di atas dunia".
"Oh.....", perempuan muda itu terkejut.
"Sudah tidak ada lagi?"
"Sudah habis".
"Ya Tuhan, habis? Kenapa?"
"Laki-laki sejati seperti itu semuanya sudah amblas, sejak ayahmu meninggal dunia".
Perempuan muda itu menutup mulutnya yang terpekik karena kecewa.
"Sudah amblas?"
"Ya. Sekarang yang ada hanya laki-laki yang tak bisa lagi dipegang mulutnya. Semuanya hanya pembual. Aktor-aktor kelas tiga. Cap tempe semua. Banyak laki-laki yang kuat, pintar, kaya, punya kekuasaan dan bisa berbuat apa saja, tapi semuanya tidak bisa dipercaya. Tidak ada lagi laki-laki sejati anakku. Mereka tukang kawin, tukang ngibul, semuanya bakul jamu, tidak mau mengurus anak, apalagi mencuci celana dalammu, mereka buas dan jadi macan kalau sudah dapat apa yang diinginkan. Kalau kamu sudah tua dan tidak rajin lagi meladeni, mereka tidak segan-segan menyiksa menggebuki kaum perempuan yang pernah menjadi ibunya. Tidak ada lagi laki-laki sejati lagi, anakku. Lebih baik hentikan mimpi yang tak berguna itu".
Gadis itu termenung. Mukanya nampak sangat murung.
"Jadi tak ada harapan lagi", gumamnya dengan suara tercekik putus asa. "Tak ada harapan lagi. Kalau begitu aku patah hati".
"Patah hati?"
"Ya. Aku putus asa".
"Kenapa mesti putus asa?" selidik ibunya.
"Karena apa gunanya lagi aku hidup, kalau tidak ada laki-laki sejati?"
Ibunya kembali mengusap kepala anak perempuan itu, lalu tersenyum.
"Kamu terlalu muda, terlalu banyak membaca buku dan duduk di belakang meja. Tutup buku itu sekarang dan berdiri dari kursi yang sudah memenjarakan kamu itu. Keluar, hirup udara segar, pandang lagit biru dan daun-daun hijau. Ada bunga bakung putih sedang mekar beramai-ramai di pagar, dunia tidak seburuk seperti yang kamu bayangkan di dalam kamarmu. Hidup tidak sekotor yang diceritakan oleh buku-buku dalam perpustakaanmu meskipun memang tidak seindah mimpi-mimpimu. Keluarlah anakku, cari seseorang di sana, lalu tegur dan bicara! Jangan ngumpet di sini!"
"Aku tidak ngumpet!"
"Jangan lari!"
"Siapa yang lari?"
"Mengurung diri itu lari atau ngumpet. Ayo keluar! "
"Keluar ke mana?"
"Ke jalan!" Ibu menunjuk ke arah pintu yang terbuka. "Bergaul dengan masyarakat banyak".
Gadis itu termangu.
"Untuk apa? Dalam rumah kan lebih nyaman?"
"Kalau begitu kamu mau jadi kodok kuper!"
"Tapi aku kan banyak membaca? Aku hapal di luar kepala sajak-sajak Kahlil Gibran!"
"Tidak cukup! Kamu harus pasang omong dengan mereka, berdialog akan membuat hatimu terbuka, matamu melihat lebih banyak dan mengerti pada kelebihan-kelebihan orang lain".
Perempuan muda itu menggeleng.
"Tidak ada gunanya, karena mereka bukan laki-laki sejati".
"Makanya keluar. Keluar sekarang juga"!
"Keluar?"
"Ya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
Perempuan muda itu tercengang, suara ibunya menjadi keras dan memerintah. Ia terpaksa meletakkan buku, mematikan ipod dan membuka earphone yang sejak tadi menyemprotkan musik R & B ke dalam kedua telinganya, lalu keluar kamar.
Matahari sore terhalang oleh awan tipis yang berasal dari polusi udara. Tetapi itu justru menolong matahari tropis yang garang itu untuk menjadi bola api yang indah. Dalam bulatan yang hampir sempurna, merahnya menyala namun lembut menggelincir ke kaki langit. Silhuet seekor burung elang nampak jauh tinggi melayang-layang mengincer sasaran. Wajah perempuan muda itu tetap kosong.
"Aku tidak memerlukan matahari, aku memerlukan seorang laki-laki sejati", bisiknya.
"Makanya keluar dari rumah dan lihat ke jalanan!"
"Untuk apa?"
"Banyak laki-laki di jalanan. Tangkap salah satu. Ambil yang mana saja, sembarangan dengan mata terpejam juga tidak apa-apa. Tak peduli siapa namanya, bagaimana tampangnya, apa pendidikannya, bagaimana otaknya dan tak peduli seperti apa perasaannya. Gaet sembarang laki-laki yang mana saja yang tergapai oleh tanganmu dan jadikan ia teman hidupmu!"
Perempuan muda itu tecengang. Hampir saja ia mau memprotes. Tapi ibunya keburu memotong. "Asal....", lanjut ibunya dengan suara lirih namun tegas, "asal, ini yang terpenting anakku, asal dia benar-benar mencintaimu dan kamu sendiri juga sungguh-sungguh mencintainya. Karena cinta, anakku, karena cinta dapat mengubah segala-galanya".
Perempuan muda itu tercengang.
"Dan lebih dari itu, lanjut ibu sebelum anaknya sempat membantah, "lebih dari itu anakku", katanya dengan suara yang lebih lembut lagi namun semakin tegas, "karena seorang perempuan, anakku, siapa pun dia, dari mana pun dia, bagaimana pun dia, setiap perempuan, setiap perempuan anakku, dapat membuat seorang lelaki, siapa pun dia, bagaimana pun dia, apa pun pekerjaannya bahkan bagaimana pun kalibernya, seorang perempuan dapat membuat setiap lelaki menjadi seorang laki-laki yang sejati!" ***
Menanti Dalam Sepi
::
Kemarin kulihat ia menangis
dalam hening dalam diam
tanpa airmata
Namun kutahu ia menangis
Sekarang kulihat ia telah tertawa
walau masih ada luka di matanya
walau masih terasa lelah di hatinya
namun ia telah tertawa
Kutahu ia telah pasrah
Kutahu ia telah menyerah tak berdaya
pada kuasa hatinya
tak kuasa pada kehendak cintanya
Dan kini ia hanya diam menanti
dalam rindu yang amat sangat
dalam sepi yang menyengat
Menanti sesuatu yang tak pasti
tapi ia tak peduli
ia hanya tahu
cinta yang ia miliki
pasti.
::
dari Ferona menanti dalam sepi
Ketemu dengan Andrea Hirata
Benar-benar berkah, disaat mulai tertarik menjadikan menulis sebagai hobi baru , selama tiga hari di awal bulan September ternyata sempat ketemu dalam suatu event dengan penulis Laskar Pelangi, "Andrea Hirata".
Tentu saja kesempatan itu tak kusia-siakan untuk mendapatkan sedikit ilmu dan sharing pengalaman dari beliau suka duka dalam merintis karier sebagai penulis terkenal serta sebagai tambahan bekal dan motivasi bagiku untuk lebih giat berusaha mencintai aktivitas yang relatif sangat baru ini.
Dan syukurnya dengan kesederhanaan sikap dan sangat santun Mas Andrea dapat memuaskan segala keingintahuanku yang selama ini hanya jadi pertanyaan yang tersimpan dan belum memperoleh solusi yang dapat menetramkan hati.
Terimakasih banyak Mas Andrea, sukses selalu bagimu.